img.emoticon { padding: 0; margin: 0; border: 0; }

Monday, April 5, 2010

Arti Kebahagiaan Hidup di Dunia

Seorang yang sudah memiliki income melimpah, banyak asset berharga, fasilitas dan kemudahan hidup terpenuhi, taraf hidupnya jauh melampaui di atas rata-rata, tidak ada masalah dalam hal financial, keselamatan dan kesehatan diasuransikan, dapatkah dijamin merasakan kebahagiaan hakiki? Apakah arti kebahagiaan menurut Saudara?

Kalau pertanyaan di atas dilemparkan ke 10 orang, tentu akan diperoleh jawaban yang bervareasi. Hal yang demikian disebabkan karena ukuran kebahagiaan menurut berbagai individu juga bervareasi. Faktor dominant yang mempengaruhi pendapat seseorang tentang kebahagiaan adalah wawasan ilmu pengetahuan juga pandangan hidup. Bagi kebanyakan orang ilustrasi pada tulisan di atas sudah membuat bahagia, dan kondisi seperti di atas adalah merupakan dambaan bagi setiap insan.

Pandangan Hidup menurut Al- Quran

Alloh SWT melalui media Kitab Suci Al-Quran sebagai pedoman dan pandangan hidup insan beriman, memberikan nasihat tentang keberadaan kehidupan dunia. Salah satu butir nasihat tersebut tercetak dalam Surat Al-An’am (no.surat : 6) nomor ayat 32 berikut di bawah ini.

“wa mal hayata dun-ya il-la la’ibun wa lahwun, wa ladarul akhirota khoirun lil-ladzina yat-taqun, afalaa ta’qiluun?”

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka *), Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertaqwa, maka tidakkah kamu memahaminya?

*) Maksudnya kesenangan -kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah manusia terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai memperhatikan urusan akhirat. (sumber : Al-Quran dan terjemahnya versi DEPAG RI hal.191.

Pandangan Hidup menurut Al- Hadits

“ Lau kana li ibni Adam wadiyani minal mal lab’tagho tsalitsan wa laa yamla’u jaufa ibni Adam il-lat- turoba wa yatubullohu ‘ala man taba” . Hadits Riwayat Bukhori juz 8 hal.92.

Seandainya ada bagi anak Adam dua jurang dari harta maka niscaya akan mencari jurang yang ke tiga, dan tidak akan memenuhi perut anak Adam kecuali debu, dan Alloh menerima taubat kepada orang yang bertaubat.

Sabda Rosulullohi SAW yang dilaporkan oleh sahabat Ibnu Abas di atas menerangkan tentang kecintaan manusia terhadap harta benda dunia. Sifat dasar yang dimiliki manusia memang seperti demikian, keinginan memperbanyak harta tersebut belum akan berhenti sebelum perutnya penuh oleh tanah, maksudnya ambisi memperbanyak harta tidak akan berhenti sebelum meninggal dunia, kemudian perut juga bagian tubuh lainnya membusuk dan berubah jadi tanah.

Namun begitu, Alloh SWT menerima taubat bagi orang yang menghendaki bertaubat karena menyadari bahwa hidup di dunia bukan hanya untuk memperbanyak harta namun lebih dari itu, menjalankan kewajiban beribadah kepadaNYA.

“ Ma ana wad-dun-ya in-nama ana wad-dun-ya ka rokibin istadhol-la tahta sajarotin tsuma roha wa tarokaha” Hadits Riwayat Ibnu Madjah juz 2 no.1376

Tidak ada saya dan dunia sesungguhnya (gambarannya) saya dan dunia sebagaimana orang berkendaraan bernaung di bawah pohon kemudian berangkat dan meninggalkan pohon itu.

Nah, hadits yang barusan menjelaskan bahwa dunia ini bukanlah tujuan utama bagi manusia, melainkan tempat singgah sementara. Selanjutnya akan meninggalkan bumi ini untuk menuju tujuan terakhir, pulang ke asalnya, pangkuan Ilahi Robbi.

Saudara, dari satu ayat Al-Quran dan dua matan hadits di atas dapat diambil hikmah bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Di atas bumi inilah manusia dihadapkan dengan berbagai ujian dan cobaan. Ujian yang mudah membuat manusia lalai adalah “kecintaan terhadap harta benda”. Tidak sedikit manusia yang tersibukkan mengejar sesuatu yang sifatnya keduniaan sehingga lupa tidak mengindahkan peringatan Alloh untuk mendengarkan firmanNYA, mendekatkan diri demi mendapat ridho dan ampunan Alloh.

Kalau mau mengikuti keinginan hawa nafsu belaka, mencari kepuasan dan kesenangan dengan mengumpulkan harta benda maka di dalam hati manusia justru akan semakin dipenuhi dengan perasaan tamak, waktunya semakin habis disesaki dengan berbagai macam problema kehidupan.

Saatnya sekarang manusia bertaubat selagi Alloh SWT masih membuka kesempatan yang sangat berharga ini. Segala potensi yang dimiliki manusia berupa kesehatan, kecerdasan pikiran, kekayaan harta benda, pangkat, jabatan tidak ada lain kecuali dari pemberian Alloh SWT juga.

Laa haula wa laa quw-wata il-la billahi , tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dari Alloh SWT.

Kebahagiaan dunia yang ditengarai dengan ketersedianya segala kebutuhan materi kenyamanan akan mempunyai arti dan manfaat apabila secara efektif dapat menunjang terhadap kebahagiaan hakiki di kehidupan akhirat.

Harta benda, sarana kemudahan hidup adalah ibarat mobil, sedangkan ilmu syariat agama merupakan jalan yang dilaluinya. Sekencang apapun laju mobil yang Saudara kendarai, secanggih apapun accessory yang ada di dalamnya, mobil tersebut tidak akan memberikan mafaat apabila tidak berhasil mengantarkan kepada tujuan akhir.

Banyaknya harta yang dimiliki, kecerdasan, bagus dan cantiknya body yang dibanggakan, tingginya pangkat dan jabatan yang dapat diraih tidak akan memberikan kebahagiaan hakiki apabila perjalanan kehidupannya tidak melalui jalan kebenaran berakhir kepada keselamatan dan keberuntungan hidup di akhirat.

Sekarang saatnya kita mencari jalan hidup, syariat agama yang diridhoiNYA.

No comments:

Post a Comment